Time Zone

Time Zone

 

Bacalah. Hanya butuh 1 menit. Cuma butuh waktu 1 menit untuk membacanya. Tapi inspirasinya akan bertahan dibenakmu hingga selamanya.

 New York 3 jam lebih awal dari California, Tapi tidak berarti California lambat, atau New York cepat. Keduanya bekerja sesuai “Zona Waktu”nya masing-masing. Seseorang masih sendiri. Seseorang menikah dan menunggu 10 tahun utk memiliki momongan. Ada juga yang memiliki momongan dalam setahun usia pernikahannya. Seseorang lulus kuliah di usia 22th, tapi menunggu 5 tahun utk mendapatkan pekerjaan tetap; yang lainnya lulus di usia 27th dan langsung bekerja. Seseorang menjadi CEO di usia 25 dan meninggal di usia 50 saat yg lain menjadi CEO di usia 50 dan hidup hingga usia 90th. Setiap orang bekerja sesuai “Zona Waktu”nya masing-masing. Seseorang bisa mencapai banyak hal dengan kecepatannya masing-masing. Bekerjalah sesuai “Zona Waktu”mu. Kolegamu, teman-teman, adik kelasmu mungkin “tampak” lebih maju. Mungkin yang lainnya “tampak” di belakangmu. Setiap orang di dunia ini berlari di perlombaannya sendiri, jalurnya sendiri, dlm waktunya masing-masing. Allah punya rencana berbeda untuk masing-masing orang. Waktu berbeda utk setiap orang. Obama pensiun dr presiden di usia nya yg ke 55, dan Trump maju di usianya ke 70. *Jangan iri kepada mereka atau mengejeknya…* Itu “Zona Waktu” mereka. Kamu pun berada di “Zona Waktu”mu sendiri!

###

I took photo of her, and set it as  background desktop. Setidaknya, setiap hari aku bisa memandangnya lebih dari 5 menit, ketika si adik (notebook ku) dinyalakan juga dimatikan. Sedikit sekali aku memiliki poto bersama berdua dengannya. Total-total paling hanya ada 3 biji. aku terpaksa memajang poto kita di desktop si adik karena bagiku itu cukup “work” untuk membuatku lebih semangat menyelesaikan tugas akhir, even kedua mataku yang selalu terlihat agak sipit sangat mengganggu. Padahal  mataku sudah berakomodasi maksimum, aku sudah berusaha membuka keduanya selebar mungkin.

Mungkin ini hanya masalah otak dia yang terlalu fokus dan otakku yang terlalu random. Memang belakangan ini aku jadi susah fokus, terutama untuk mempertajam 3 hal yang sangat ingin aku capai :Seorang pendidik yang terdidik, remember! Pendidik bukan sekedar pengajar. Yang kedua adalah seorang pengusaha yang adil, juga seorang penulis yang piawai. Rasanya awal-awal berat banget menyeimbangkan ketiganya. Dalam posisiku yang masih penelitian, aku juga harus memikirkan strategi menejemen waktu u/ bussiness building and writing. Naah poin writing ini yang masih jadi PR. Padahal setiap hari kepikiran mau nulis apa, mau cerita apa,,tapi… dan tapi.

Pernah merasa mengagumi seorang teman atau orang lain tapi kita tidak bisa mengejar? Aku pernah, sering malah, puncaknya adalah aku merasa menyesali  “Why my blood is B not A”? rasa-rasanya aku terlalu percaya dengan stereotype orang Jepang yang kalau mendapati seorang aplikan bergoldar B, thenn.. “Reject”, sebaliknya A adalah hardworker sejati. Saat itu sontak saja aku terus membanding-bandingkan diriku dengan temanku yang bergoldar A. So I feel so so different,.

Salah satunya adalah  yang ku pajang di desktop ini. She looks too perfect, anak bungsu diantara 2 kakak laki-laki, pretty, smart, and also cool. Briliant sekali lah pokoknya. Sebelum bertemu Naina, totally I proud of her. Penjelasan tentang zona waktu memang masuk akal, dan berasa adem sekali membacanya.  But, I realize, itu lebih banyak ke Pembenaran. Senengnya sebentar aja, lalu kembali lagi ‘kok aku gak bisa kayak dia?”, I ate my times, non sense. Jujurly, pikiran itu benar-benar mengganggu sekali. Ya, I do be grateful as always, but.. tetap saja beberapakali pasti terlintas pikiran negatif itu, “because we’re human being” alibi ku. Sampai akhirnya I found many happy people, setidaknya menurutku mereka selalu berbahagia, bukan karena mereka perfect. But, they trully enjoy their life. The key of all is “purity”. Tuluslah dalam bersyukur, jangan berpura-pura. kalau kepada diri sendiri saja kita masih berpura-pura, maka percayalah, kamu adalah most wanted actor/is haha.  (sebenarnya aku ingin menjabarkan bagian ini lebih dalam, tapi masih susah memilih kata-kata)

Seseorang yang tidak bisa kamu kejar zona waktunya, mungkin adakalanya seperti kalian berada dalam putaran roda, sekeras apapun kamu mengejar ia, roda akan terus berputar. Maka berbalik arah lah, jadilah pengendali roda dengan lari sekencang-kencangnya, kelak di satu titik tertentu kamu pasti akan bertemu dengannya.

See, itu hanya masalah posisi.

Aku masih memandangi desktop notebooku. Aku selalu memiliki stok perasaan sayang berlebih kepadanya daripada temanku yang lain, sepertinya sisi subjektivitasku mulai terganggu (ini teman cewek lho ya). rasanya aku seperti menspesialkan ia tanpa aku sadari. Aku mengomelinya panjang saat seorang cowok mendekatinya, “he is unwanted man, he is not proper for you dear, Sarah”  karena menurutku gak recomended jadi aku sangat gak rela temanku yang separuh bidadari ini dengan ikhwan bakwan itu.  Dulu aku hafal sekali TTL nya, selalu ingin menjadi the first sweet birthday gifter nya, menulis surat saat ia hendak melanjutkan study d LN, menghawatirkannya saat semua akunnya tidak bisa dihubungi sama sekali “are you okey in there?” , selalu mengagumi pencapaian-pencapaian hebatnya as I can’t reach it, selalu kepo dengan semua yang ia post di tempat-tempat keren di belahan dunia yang ia kunjungi, berharap namaku tertulis langsung oleh tangan gigihnya sekali saja di sebuah kertas untuk mentransfer semangat, beberapakali aku menagih seperti menagih hutang,lalu aku jadi pekewuh sendiri, ah aku hampir lupa, diakan juga “human being’ yang bisa lupa juga, sampai akhir ia finished her study, keinginan kecilku tak bisa terwujud. Ooh,, fool me.  Haha, alhamdulillah aku masih dapat dari temanku yang lain di negara lain J

Kalau ia bisa mempelajari hampir semua ilmu, maka bukankah hidupmu juga tentang ilmu? Karena semua yang membuatkku kagum padanya tak lain adalah tentang sesuatu yang tidak ada padaku. Aku hanya ingin menjadi manusia normal dengan segala kekurangan dan kelebihanku, bukan yang berpura-pura terus bersemangat mengejar zona waktumu.

 

 

Goodminton

Ada sebagian wanita yang alergi dengan olahraga. Sesuatu yang ku bilang sangat,,sangatt penting bagi tubuh, tapi seolah hanya milik segelintir golongan saja. Kalian tahu? Sebagian besar alasannya adalah karena olahraga erat dengan hal saru seperti menonjolkan keseksian tubuh bagi wanita. Teman-teman kosanku dulu contohnya, disuruh ikut aksi Palestina, hayukk. Aksi politik oke, aksi unjuk rasa,,siip cuss pokoknya semua jenis aksi hayuk lah,,tapi diajakin lari bareng, mager. Senam bareng, ogah nanti dikira mau ikut mejeng bareng ibu-ibu sama mbak-mbak seksi di halaman mall. Hadeuh, diajakin renang maunya nunggu jadwal pas perempuan aja, eh ternyata jadwal untuk perempuan adanya Cuma malem, gak jadi deh. Oiya pas diajakin panahan juga pada mager nanti bagian depan jilbabnya tersingkap. Gak lupa pas diajakin thifan (beladiri muslim) juga pada gak mau soalnya nanti takut kehilangan keanggunan, kan gw akhwat sejati.

Grrrrrr….Alibiii…

Hadeuh,,olahraga kan termasuk bagian dari salimul jismi jugaak,, nanti giliran pegel-pegel habis turun aksi, pada ngeluh bilang “aduuh, pegel ih, lupa kemaren belum olahraga dulu, belum persiapan ” heuh,,,plis deh ciint,

Aku gemas sekali dengan golongan manusia model ini.. Pengin di unyel-unyel rasanya. Bagiku being sholih/sholihah itu jelas wajib. Tapi, sholih/sholiha kan punya standar. Dan standar paling nyata bagiku ya 10 kepribadian muslim. Dan olahraga termasuk salah satu di dalamnya, salimul jasad.

###

Waktu seolah berhenti berdetak. Halam depan GOR benar-benar terasa sunyi dan hening, membuat pertemuanku dengannya seperti misteri macam di film-film horo. Mungkinkah ia hantu cantik GOR yang mengaku jadi Malla? Ah, aku tak mengerti mengapa takdir sering sekali membuatku malu belakangan ini. Lihatlah, sekarang harus kemana lagi jika aku ingin melihat tubuh gempal bongsor itu. Pengamatan tentang sosok di depanku ini seperti terpaksa dihentikan, pasalnya tangan kanannya sudah menarikku setengah memaksa untuk bersalaman.

“Malla,, dimana separuhmu?? “ tanyaku super penasaran

“Hei, aku masih jadi singlelillah keleus” jawabnya dengan nada cemberut setengah manja. Ooh good, senyum jahil itu, masih sama.

“maksudku separuh baadan kamu, Mal??’ Aku masih menyerocos, kedua tanganku meraba seluruh wajah dan tangannya.

“masyaAllah, kok jadi aku yang lebih gemuk dari kamu Mal?? Ungkapku tak terima.

Malla bercerita dirinya terpaksa melipir dari dunianya dulu untuk fokus berhijrah menjadi lebih baik, sekaligus menghijrahi tubuh gempalnya. Tak sia-sia usaha kerasnya, kini ia menjadi akhwat shaliha dengan multitalenta, sekaligus . “Gemuk adalah tanda kebahagiaan hidup seseorang?, aah, itu bulshit, Nay” ungkapnya ketus

Bagaimana mungkin…bagaimana mungkiiin ??? hatiku memberontak tidak menerima kenyataan.

“sepertinya kamu harus mengganti ungkapan itu, Nay” ucapnya sebelum kami berpisah

“ungkapan yang mana?” jawabku berpura-pura lupa

“Dengarkan aku’” ia memasang tampang serius “Badminton is Good,,not bad, okay” terangnya sembari menyipitkan mata.

Tidak terasa kami sudah sampai di depan parkiran GOR. Sejenak pandanganku menyapu seluruh area halaman, apalagi kalau bukan mokavrio yang ku cari. Ia harus selalu ku pastikan aman di parkiran, aku takut kalau ia beneran hantu setidaknya aku bisa segera kabur wusss…

Ooh moka, syukurlah dia tetap setia berdingin-dingin ria di pojok sana. Entahlah apa jadinya aku kalau tanpa keberadaannya selama dua tahun ini, mungkin aku jauh lebih ramping dari Malla, karena harus merelakan kakiku mengitari lingkaran kampus yang super luas ini. Hm,,,aku bedehem malas.

Percakapan kami terpaksa berakhir, karena malam sudah menegaskan gelapnya. Kami berbeda arah, aku ke Utara, Malla ke Barat.

Semenjak pindah kosan, aku jadi benar-benar merasa self renewable banget. Bagaimana tidak, akhirnya Allah tempatkan aku di antara orang-orang yang lebih logis tentang kehidupan ini. Terutama untuk misi hidup sehat, suasananya sangat mendukung. Dari sana aku jadi mulai terbiasa untuk menyiapkan makanku sendiri alias masak sendiri, mencoba banyak menu masakan baru atau berkreativitas mengkombinasikan berbagai macam bahan mentah agar menjadi sajian lezat, setidaknya untukku sendiri. Membiasakan diri untuk konsumsi sayur dan buah lebih banyak, tips rutin konsumsi buah setiap hari tanpa kantong bolong. Belajar membuat kue-kue yang simple tapi tetap yummy sangat. Belajar make up dan membuat masker alami. Oiya, dan jauh gak kalah pentingnya adalah di kosan baru ini penghuninya sport holic semua. Ada yang hobi renang, lari (bukan lari dari kenyataan lho ya), panahan, thifan dan tentu saja hobi kamu, Badminton.

###

Sesuatu yang melekat di dahiku sama dengan di dahinya, peluh. Tidak ada yang bisa mengalahkan dia saat bermain badminton, pasalnya dia selalu bermain dengan powerfull. Eh, bukan tenaganya, tapi body nya itu lho. Ya iya lah tak terkalahkan, sekalinya lawan mukul bola, dia nangkisnya tanpa ampun, dan aku yang capek ngambilin bola. Kalian tahu? Jarang sekali ada bola yang selamat sehat wal afiat hingga akhir pertandingan, karena ya keburu rusak duluan saat ia tangkis. Hufft. Semenjak pertemuan singkat itu, aku yang dulu eneg banget dengan badminton harus mengubah mindset,

“badminton is bad, Mall” gerutuku setiap kali melihat dia kalah dan terkapar malamnya,

“now Badminton is Good? Isn’t it?

No..no..no Badminton is Bad, and Goodminton is good.

Diet Wacana

 

 

“Malla,,!!” teriakku penuh energi

Yang ditanya hanya menoleh sejenak lalu terus melanjutkan memukul bola ke arah lawan.

Huh, anak itu, gak pernah berubah dari dulu, gaya badmintonnya yang mirip Taufik Ismail membuat gaya-gaya lainnya ikut teradopsi.

Aku mengambil tempat duduk di pojok kanan barisan penonton. Ini spot faviritku menonton Malla sejak dua tahun lalu. Lihatlah bangku plastik ini, ia nampak sangat termakan usia, ah bisa jadi bukan usianya tetapi beban hidupnya yang mendahului. Secara berat badanku terus bertambah sedangkan kursi ini stagnan.

Jam di pergelangan tanganku menunjukkan pukul 20.24, itu artinya pertandingan akan segera berakhir. Aku mempersiapkan diri, jantungku membuncah oleh rindu, membuatnya berdetak lebih kencang setiap pertambahan detik. Aku bisa merasakan keringat di dahi dan leher Malla semakin asin karena metabolisme tubuhnya yang sering tidak terkontrol. Pukul 20.26, kedua bola mataku semakin berbinar, tanganku sudah melambai-lambai ke arahnya, ooh tidak, tidak bisakah sedikit saja ia menoleh ke arahku, membalas lambaian tanganku, serta tersenyum riang seperti senyumnya 2 tahun lalu. Apa ia masih marah?

jam 20.28, aku tidak bisa menahan kegiranganku saat Malla melihat papan skor di tengah lapangan. Malla hanya 5 poin.

“Malla,,Malla, semangat..semangattt kamu pasti bisa” kali ini kakiku ikut menegang tidak kuasa untuk berdiri, tidak ku sangka penonton lain ikut berteriak kencang, benar-benar memekakkan telinga, yah sudahlah namanya juga fans fanatik, jadi sekecil apapun kejadian yang ada di arena pertandingan adalah hal penting dan wajib diketahui. Awalnya aku ber aah cuek, tapi..ehh,,tapi,,tunggu sebentar, yang mereka teriakkan itu Yessi dan Hanum, tidak ada yang memanggil nama Malla selainku.oh god, bagaimana ini aku yang salah atau mereka yang salah panggil.

***

“Sudah ku bilang juga apa, Malla”gemasku memulai omelan. “kamu latihan badminton setiap hari, ngelatih anak-anak SMP juga. Tapi apa? Kamu juga tidak pernah alpha minum capcin pengkolan, kebab berlin dua bungkus belum lagi kamu mesti begadang setiap malam demi menyelesaikan proyek apalah itu, DAAN..kamu selalu sedia kukil (read kue kiloan) agar kamu tidak mengantuk…

Itu namanya gali lobang..tutup lobang tauu!!”

Kapan kamu mau kurusnya??!!!”geramku semakin menjadi-jadi.

Kalau sudah begini aaku yang harus turun tangan memijatmu, dengan kesal tentunya, dengan perasaan campur aduk antara kesal dan sayang tapi lebih banyak kesalnya. Lihatlah, tanggapanmu hanya be”orgh,,orgh..” macam orang tua yang dikerok punggungnya. Lalu tak sampai sepuluh menit berikutnya kamu tertidur pulas dalam pijatanku.

Aku memicingkan mata “Dasar tidak berguna!!” gerutuku lirih.

Malam semakin larut, seluruh anak kosan sudah mengunci kamar masing-masing. Aku membiarkan tubuh gempal bongsornya terjatuh dengan lelap di ruang tamu. Biarlah televisi yang menontonnya terkapar, aku sudah lelah berbusa-busa menasehati si diet wacana itu,,huuh.

krekkk… (suara pintu kamar tertutup pelan)

semoga kamu jadi princess Elsa di mimpi indahmu… wahai si diet wacana.

***

“Hanum…Hanum…Hanum

Yessi…Yessi…Yessi” seruan penonton tak kunjung mereda, membuat suasana semakin panas menyelimuti seantero ruangan.

Apa yang terjadi? Aku tidak kuasa menahan kebingungan

“Dengarkan aku,,dengarkan akuu….Itu…itu bukan Hanum seperti yang disebutkan penonton,, itu Malla,,Malla temanku, tubuh gempal bongsornya tidak diragukan lagii.. itu Malla sahabatku,,heii kalian salah orang” pekikku sambil melambai-lambaikan tangan, berharap mereka ganti meneriakkan nama.

Tapi apa yang terjadi?? Jangankan ganti teiakkan, mereka hanya memandangku aneh untuk kemudian kembali meneriakkan jagoan mereka.

“Hanum…Hanum,,Hidup Hanum”

“Kami bersamamu hanumm”

***

Langkahkahku gontai, aku memutuskan meninggalkan lapangan itu, tidak ada gunanya berdiri, berteriak seperti orang kesetanan untuk orang yang tidak kita kenal.

“Malla,, mengapa kau memboho..” umpatku terpotong

“siapa yang membohongimu?” sahut seseorang setengah berteriak. Seorang wanita cantik, tinggi langsing mendekatiku. Auranya terlihat sangat teduh, siapa dia?? Batinku bertanyaku menyelidik.

Dari jarak tiga meter dan lampu gym yang sedikit remang aku tak bisa mengira-ngira siapa wanita itu. Ok lah, tidak ada yang bisa ku lakukan selain memotong jarak hingga jarak kami hanya ¾ meter.

“si diet wacana?? Kau kah itu?? “ tanyaku antara malu dan takjub. Dan wanita cantik itu hanya tersenyum penuh syahdu.

 

 

 

 

 

Zindagi

Zindagi jangan anggap aku sedang curhat yah, aku hanya ingin menyampaikan hikmah dibalik sesuatu walaupun aku harus melakukan pekerjaan melelahkan, menulis panjang lebar. Hfft.. kamu tahu? Aku jelas tidak benar2 apa2 untuk sekedar menuliskan banyak hal karena urusan ini. Tapi aku berusaha untuk hidup senormal mungkin, berubah menjadi lebih baik dan happy setiap harinya. Aku sudah berkali-kali ingin menulis ini, tapi tak pernah berhasil. Alasanya aku merasa aku terlalu berbelit-belit, aku masih harus belajar menyederhanakan kata, karena untuk menyampaikan sesuatu kita lebih butuh kecepatan dan ketepatan agar pesan itu sampai dengan baik dan benar, bukan kata-kata indah sebagaimana puisi yang sukar dimengerti. Aku hanyalah seorang yang tidak terlalu signifikan untuk diterima namun tidak layak untuk ditolak. Kalau bahasanya Sahabat Rasul “Aku tidak sebaik yang kau ucapkan, tetapi aku juga tidak seburuk apa yang ada di hatimu” (Ali bin Abi Thalib, RA) sehingga aku pun demikian memperlakukan orang lain. Tetiba aku ingin membahas ilmu marketing. What..kok gak nyambung? Sejauh ini aku cukup tahu ilmu marketing, ilmu meyakinkan si target agar closing. Masalahnya urusan marketing lebih banyak berbicara pikiran “bawah sadar seseorang’. Oke, kalau hanya barang, jadi ke beli pun tidak ada ruginya asal kantong tebal. Kalau gak sesuai ada service after sales nya, bisa komplain sama si marketer. Tapi kalau yang di marketingkan itu “orang” apa jadinya?? Menikah itu jelas butuh kesadaran penuh, bukan hanya karena sekarang lagi diskon 90% off atau besok harga naik, dalam hal ini berupa ketakutan-ketakutan atas dasar sebuah dalil tapi kurang dipaparkan tafsirnya. Aku percaya kok sama teori otak kanan bang Ippho Santosa. Tapi maaf, untuk urusan ini menurutku harus seimbang kanan kiri. Aku setuju banget dengan komporisasi “Nikah Dini”, siapa sih yang gak mau nikah cepet, tapi balik lagi, nikah bukan lomba lari atau lomba lulus, cepet-cepetan, karena kondisi tiap orang berbeda. Jadi kamu merasa terbohongi dengan marketing gitu? Zindagi bukan begitu maksudku. Sudah berapakali aku tulis diblog sederhana ini, boleh dibilang aku bisa meyakinkan hati konsumenku sampai benar-benar closing, tapi untuk orangtuaku sayangnya itu tidak berlaku. Mereka lebih banyak “kasihan” kepadaku daripada yakin atas copywriting ku. Menyedihkan bukan? Mereka itu tergolong sering berselisih pendapat, dan ayahku lebih sering mengalah dengan hebat, tapi untuk urusan yang satu ini entah mengapa jawaban mereka kompak sekali. Itu artinya “dzaalikal amr laa raiba fiyh”. Zindagi, kamu tahu istilah “Bisyarah?”, oke mungkin ini ketinggian untuk orangtuaku yang biasa saja, gak solih-solih banget. Sebut saja feeling. Aku yakin feeling orangtua itu 90% benar daripada feeling orang lain, jelaslah. Kata guru spiritualku yang super cool ini (ceileh, MR maksudnya), beliau bilang meskipun orangtua kita biasa saja bukan ustdadz ataupun waliyullah, tapi merekalah orang yang paling IKHLAS terhadap kita sehingga feelingnya nyaris selalu tepat.. Seperti aku yang merawat moka, aku ikhlas dia mogok tengah jalan, bocor ban dll, semua hal menyebalkan itu menimpaku, aku ikhlas dan tetap berusaha mengusahkan yang terbaik, sehingga Allah kasih aku feeling yang selalu nyaris benar tentang moka, bukan berarti aku orang soliha banget gitu. oleh karena itu aku harus hati-hati menjaga feelingku kepadanya. See? Intinya, feeling itu sesuatu yang sulit untuk dijadikan alasan ilmiah, tapi sangat bisa diandalkan untuk bisa mengambil keputusan. Lalu, memangnnya kamu tidak cukup baik? Tidak semua yang baik bisa cocok, contohnya Tarbiyah dan HTI, sama-sama baik tapi tidak bisa menyatu, bahkan ada dua temanku sama-sama tarbiyah tapi karena beda karakter ya jadinya selalu berselisih. Make it simple aja. Orangtuaku memang sederhana baik pikiran maupun keinginannya, tapi justru kesederhanaan itulah yang sulit aku wujudkan. Orangtuaku sudah banyak mengalah dengan semua keputusanku selama ini, mulai dari merantau sekolah dimana, kuliah dimana, jurusan apa dll, mereka tidak sekalipun menentangku. Aku tau mereka ingin aku jadi dokter, lalu hanya karena ketakutanku pada darah padahal aku suka biologi, lalu aku tak mengusahakannya, malah masuk biokimia, sedikit menyesal sih awalnya. Padahal teman-temanku yang menurutku biasa saja (maksudnya males-malesan gitu kalo pas di sekolah), mereka masuk-masuk aja di jurusan kedokteran, meskipun hanya di universitas ecek-ecek (yang penting jurusan KEDOKTERAN) maaf ya bukan bermaksud sombong, tapi hanya sedikit kesal. Lalu bisakah sekali saja untuk urusan yang ini aku mengalah? Aku tahu, keputusanku untuk mundur akan menyakitkan bagi pihakmu, mencoreng integritasku begitu juga orangtuaku. Maafkan aku yang sok mau mengusahakan untuk goal, dasar marketer! maafkan aku jika jatuhnya aku menjadi PHP. Bagaimanalah ini, orangtuaku sudah mengetuk palu.

Maaf bila menurutmu aku tidak berpikir panjang dan ini tidak adil bagimu, yang jelas aku terus berpikir keras setahun lebih ini. Kamu boleh menyalahkanku semaumu tapi jangan salahkan kedua orangtuaku. Karena sedari awal aku harusnya gak usah ngeyel sok mau mengusahakan agar goal, jatuhnya hidupku benar-benar tidak tenang yang sedikit banyak berpngaruh terhadap studiku, hidupku macam dikejar-kejar debt collector, terutama terhadap sahabatmu, setiap hari aku semakin tidak enakan terhadapnya dan keluargamu, tapi aku juga tidak mau mengobral janji tentang sesuatu yang belum jelas. Apalagi ini menyangkut masa depan. Kalau hanya urusan pilihan kampus, jurusan dll orangtuaku sudah banyak mengalah maka khusus untuk urusan ini aku benar-benar tidak mau membantah.

Jadi semoga ini bisa menjadi pelajaran bagi berharga bagi banyak orang. Bahwa tidak ada manusia yang sempurna, maka jangan pernah memaksakan pilihan orang lain sebagaimana orang lain tidak pernah bisa memaksamu untuk berubah. Hidup normal lah seperti biasanya, sederhana untuk dunia jor-joran untuk akhirat tapi tetap bahagia dunia akhirat. Oiya, btw kalau kamu merasa tidak adil, tenang saja Allah sudah membalasnya, dengan orangtuaku gagal umroh, mereka sudah menyewa travel, walimatussafar dll tapi rupa-rupanya semua itu gagal. Jadi aku pikir ini sudah impas. Semoga kamu mengerti. Ini masalalu yang cukup menyedihkan sekaligus memalukan, tapi aku cukup lega tulisan ini tertuliskan.

 

 

 

 

 

 

Being Good Looking ==Yaay or Nay??==

Ini nulis karena saya udah tingkat akhirr banget di kampus. Bukan, bukan mau ngebahas “good looking” untuk foto di biodata, saya mah anti jaim orangnya, jadi ya standar-standar aja. Ini gegara kebanyakan lihat iklan lowker dan isi requirement hampir dipastikan ada poin “good looking” terpampang di nomor 1 atau 2, padahal bidangnya gak terlalu banyak berinteraksi dengan orang. “Kalo gitu kenapa gak merekrut artis saja sekalian” batin saya.

Saya mau cuap-cuap sedikit dengan 2 kata menohok ini. Sebelum lebih jauh, pastikan kita sudah paham betul dengan diri kita sendiri, syukuri apapun yang Allah kasih ke kita. Bentuk tubuh kita, paras kita, mekanisme kerja tubuh kita dll intinya semua tentang diri kita lah. Setelah paham, maka bentuk terkonkrit dari rasa syukur itu adalah dengan menjaga, merawat dan senantiasa mengoptimalkan apa yang ada pada diri kita untuk semakin taat kepada Allah swt. Jauhi membanding-bandingkan orang lain dengan diri kita dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Allah sudah menciptakan kita dengan sebaik-baik bentuk ciptaan. Perkara seseorang lebih cantik/ganteng itu hanya subjektivitas orang, bukan hal utama. Poin utamanya adalah bagaimana kita menyikapi titipan Allah tersebut. Ada yang concern banget merawat diri tapi ada juga yang abay, “yaudahlah jalani hidup apa adanya aja, bukan artis ini”, atau “I like my self #gayaKirana” kalau Kirana yang bilang sih imut, kita juga maklum karena Ibook sudah berusaha maksimal untuk kondisi itu, ini di luar konteks.  atau “aku mah gitu orangnya” serta berbagai alibi lainya.  Membahas tentang makna “good looking” maka sudah pasti tak jauh dari bahasan yang 80% an adalah wajah atau muka. Kalau wanita itu cantik, sedangkan laki-laki itu ganteng. Kecuali posisi kita ada di Thailand, maka laki-laki cantik itu bertebaran dimana-mana. Awas jackpot buat yang cowok ya, haha.

Jadi gini, Saya pribadi punya riwayat buruk sama muka.  Jaman pas SMA dulu saya harus rela muka polos saya jadi berjerawat parah gegara penasaran pengen pake sabun muka kakak. Eeh bukanya ngbersihin malah sebaliknya, sejak saat itu pencarian sabun muka pun dimulai , gak nemu-nemu yang cocok. Sampai kadang saya frustasi sendiri pas ngaca. Maklum dulu jaman ababil pasti sedikit banyak muka itu sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan diri donk. Sampe pernah juga akhirnya saya ke dokter kulit, dan pas ngelihat muka sendiri di kaca cembung, beuh saya sampe gak kenal diri sendiri, intinya parah banget lah. Naah sebenarnya saya cocok-cocok aja dengan produk dari si dokter, tapi kekuranganya produk dokter itu bikin addict banget, sekali gak make, muka saya hancur lagi. Apalagi  saat itu, saya harus ke Bogor, tahun pertama kuliah s1, dan posisinya wajib asrama 1 tahun.  Gak mungkin kan harus bolak-balik Bogor-Brebes cuma karena sepaket obat. Akhirnya saya putar otak lagi, eksplore produk skincare yang cocok buat kulit muka yang jumlahnya bejibun banget. Coba sebutkan satu-satu iklan skincare yang ada di tv (karena dulu yang berjaya baru di tv, Ig ads, Fb ads belum ada) niscaya kalian tidak akan mendapati 1 produk pun kecuali saya sudah pernah mencobanya. Dan hasilnya,, nihil. Hiks. Ada sih produk-produk yang gak terkenal yang saya cocok pakenya, tapi saya lebih aware sama yang udah familiar aja biar kalo habis gampang dicari.

Kalo dihitung-hitung pencarian saya cukup lama juga, dari awal rusak tahun 2006 sampai 2017 alhamdulillah seperti sekarang ini berarti sekitar 11 tahunan, sekarang belum bersih-bersih banget, tapi secara before-after itu sudah sangat baik, biidznillah. Sebelas tahun bukan waktu yang singkat, dan menurut saya itu terlalu wasting time kalau Cuma buat mikirin muka. Wal hasil saya sering pasrah juga dengan kondisi ini, daripada tertekan, pikir saya. Oiya, saya juga sempat berada pada titik dimana kulit saya kebal dengan berbagai macam skincare. Jadi waktu itu saya cocok dengan brand wardah (bukan promosi) dan memutuskan untuk komitmen gak gonta-ganti, meskipun saat itu wardah masih agak susah dicari. Tapi suatu ketika, saya lupa tepatnya kapan, saya banyak agenda outdoor pas itu dan saya gak bawa sabun cuci muka, karena kepepet saya minta ke temen, alhamdulillah aman-aman saja. Keadaan itu terjadi beberapakali, jadi saya pake produk yang beragam dan muka saya gak kenapa-kenapa. Itu bukan berrti saya cocok dengan semua jenis skincare, tapi mungkin kulit saya yang sudah kebal terhadap produk yang beragam itu, jadi muka saya fine-fine saja.

Kalo tak pikir-pikir, flashback selama 11 tahun itu sudah sangat banyak kejadian yang saya alami, mulai dari motivasi sampai cemoohan baik yang halus maupun kasar, minder kalo diajak poto sudah pernah saya alami. Ortu saya pernah bilang, yang sejatinya malah lebih mirip investigasi  misal “ya ampun nduk-nduk, di keluarga itu gak yang kayak gini, kamu niru siapa?” sakiitt. Apalagi kalo lihat artis-artis Korea yang mukanya muluss, bersih, glowing (I know itu mereka pake teknik make up tertentu), dan terakhir datangnya dari murabbi saya sendiri. beliau cerita, temannya dulu di Jerman ada yang mendapat mutarabbi mantan model yang berhijrah, you know what pasti dia menjaga penampilan banget donk, dia bilang gini “mba boleh merubah wujud saya secara ruhiyah, tapi mba juga harus mau saya ubah penampilan fisiknya!”kurleb redaksinya kaya gitu. Haha jleb juga ya, itu liqaan di Jerman yang orang-orangnya notabene well educated, well prepared, gimana kalo si mbanya liqa di Indonesia, apa komentar dia dengan akhwat-akhwat sini yang kalo mau dateng liqa apa adanya banget, pake kaos lah, pake bergo lah, modal cumuk doang lah duuh, sabar ya mba. Dari sana murobbi saya sangat aware dengan penampilan dan selalu menegegaskan kepada mutarabbinya bahwa penampilan merupakan bagian dari dakwah, awal dari terbentuknya bonding kepada target dakwah. Iya, kita harus jadi dai premium donk, jangan ecek-ecek, premium dari segala side, jasmaniyah, fikriyah dan utamanya ruhiya. Begitu pesan beliau.

Pada intinya cuap-cuap saya ini mengacu pada hadits yang artinya “Sesungguhnya Allah itu maha indah dan menyukai keindahan (HR Muslim)”. Tentu saja semua yang Ia ciptakan itu basically punya unsur keindahan, jadi balik lagi dengan pernyataan diatas ya, bahwa tugas kita sebagai makhluk adalah menjaga dan merawat keindahan yang telah Ia berikan di sekitar kita, minimal yang ada pada diri kita sendiri.

Oiya “good looking” gak Cuma muka ya, tapi juga tubuh secara keseluruhan. Makanya saya selalu respek dengan orang yang mau berubah lebih baik, diet, olahraga, zumba, maskeran, makan makanan homemade, dll karena selain tujuan kesehatan yang ingin dicapai, mereka pastinya punya tujuan mulia yaitu untuk membahagiakan pasangan bagi yang sudah menikah, atau sekedar mengurangi beban motor teman saat nebeng ke kampus hehe.

Alhamdulillah kos-kosan saya sangat mendukung untuk hal-hal itu. 95% anak kosan masak sendiri untuk makan 3x sehari, suka nyoba macam-macam resep, suka olahraga mulai dari zumba, yoga, tifan, renang, badminton, jogging, dan  panahan. Mereka juga suka trial and always excited dengan berbagai jenis masker terutama yang alami-alami. Poin plusnya adalah mereka juga suka enterpreneur, ada yang usaha kuliner, fashion, jasa pulsa, jasa print, jasa translate sampai toko kelontong semua ada.  #fabiayyi alaairabbikuma tukadzibaan.  So berhentilah berAlibi bahwa “GEMUK” itu tanda Bahagia, mungkin bahagia menurut diri sendiri tapi coba pikirkan perasaan orang lain terutama pasangan kalian (bagi yang sudah menikah). Atau berhentilah beralibi bahwa muka hancur itu akan sembuh dengan sendirinya saat sudah menikah karena pengaruh hormon dll, lalu kalian tidak mau survey produk yang pas di kalian dengan alasan itu kurang penting. Okay, mungkin itu ada benarnya tapi se”benar”nya lebih banyak salahnya dibanding benarnya, karena menurut saya itu lebih ke side bentuk ikhtiar kita dalam merawat titipan Allah bukan mengubahnya (misal oplas, cukur alis dll), yang inshAllah berpahala selama tidak berlebihan, apalagi jika diniatkan untuk berdakwah. Dai yang bersih, ideal, charming pulak jelas lebih menarik dan secara tidak langsung ucapanya lebih didengar dibandingkan dengan dai yang kumal, urakan asal-asalan, bukan? Karena cerminan Islam itu lah sudah mewakili dalam dirinya, sehingga orang mudah mendengarkan dan mengikuti.

Terakhir, saya hanya ingin melengkapi kompilasi dari makna good looking yang saya maksudkan disini. Percayalah bahwa segala jenis “good” yang sudah tercapai dalam diri seseorang tidak akan cukup menyinari keberadaanya kecuali ia dilengkapi dengan good attitude atau berakhlaqul karimah. Ibarat bunga, janganlah hanya menjadi bunga yang cantik namun tak wangi tapi jadilah bunga yang cantik dipandang dan wangi menentramkan dengan akhlakul karimah.

So this summary for being good looking adalah… Yaay

Tambahan nih buat motivasi diet, ada mba Hye Kyo dan teman-temanya yang sukses diet ^^

hye kyo

https://today.line.me/id/article/94049e3099f1c4da5ca0f1f5c48dc9eb88d5cfd45b339b22935e8b96219bde9a?utm_source=facebook&utm_medium=linetodayhome&utm_campaign=home_a

 

Rizqi yang Tak Tertukar

“Kiy, tadi aku udah daftar pre order mudiknya” chat seorang teman

“aku tadi pilih ke daerah Jogja, soale Semarang ramee bangett” tambahnya di chat

“yaah aku belum daftar, gimana donk” dalam hati, waduuh kok aku yang ngasih info malah lupa daftar, untung temenku ngingetin

“buruan daftar sana, masih buka sampai jam 20.00”

Sekilas aku tengok jam dinding, hm masih jam 18.30, tapiii hujann lebat, gimana donk, besok aja apa ya?, mulai deh galau lagi. Kata hati, ayo kejar,,kejar sekarang, daripada besok nyesel lho, jangan smpe keputusan kita membuat kita merasa bersalah. Tapi gelagat  bahasa tubuhku tetep keukeuh gak mau bergerak

“hm,, besok aja lah,, pliss hujan nih, besok kan masih ada waktu, besok aja yah,,yah” iirikku kepada sekeliling kamar

*Allahuakbar..allahuakbar.. * suara adzan Isya berkumandang di atmosfer kota Bogor, suaranya nyaris tenggelam oleh lebatnya hujan

Anak kosanku berbondong-bondong menyegerakan shalat Isya berjamaah , ini salah satu kemajuan ruhiyah yang perlu diacungi jempol. Maklum, kosan kami kosan biasa bukan seperti Al Iffah dan RQ. Setahap demi setahap shalat jamaah mulai rutin, jumlah pesertanyapun semakin meningkat. Seperti malam ini, biasanya Cuma 1 baris, sekarang nambah jadi 2 baris, walau di baris ke-2 hanya 1 orang haha, it is such an amazing, ya Allah berikanlah kami hidayah dan keistiqamahan selalu, aamin.

Ekor mataku menangkap 2 ujung jarum jam. Mereka kompak membuat formasi pukul 19.25. sementara hujan di luar sana tinggal kenangannya,

Deg..

“Kuy,,Kuy Kiy,,buruaann berangkkatt, nyesel lho klo besok gak dapet !!!“ gemas si peri

“aduuh, ini tuh lagi gerimiss, nanti kena kepala, kamu malah pusing, sakit, besok kan mau ngelmu lan ngolah data !-,- “ cecar devil

Setalah cukup lama galau, aku berhitung cepat dengan waktu. Tangaku cekatan mengecek dan menyiapkan dokumen-dokumen. Cuma fotokopi KTP dan KTM sih.

“Okee ocee   finally.. Bismillahirrahmaanirrahim Berangkattt.. “ seruku dalam hati, mendamaikan kedua makhluk ilusi dalam diriku. Aku gesit menyambar moka yang sedang beristirahat di garasi bawah. Terpaksa malam ini moka aku bangunkan untuk ngebutt menuju lokasi pendaftaran, Sekret BEM KM.

“Maaf ya moka, mengganggu istirahatmu sebentar, sebentar aja kok” ucapku sambil mengelus-elus kepala moka. Yeei,, , moka ikutan gesit membus gelapnya malam, rintiknya huja, serta licinnya jalan

***

 

“Iyak, ada yang perlu dibantu? ‘ seru adek-adek BEM menyambut. Alamaak sekret BEM sesepi ini.

“yang Jogja masih ada gak?” tanyaku cepat, takut kehabisan kuota

“Ooh masih ada mba, silakan isi disni ya” jawabnya santun. Aku menyapu pandang seluruh ruangan historis itu. pangling deh, udah banyak yang berubah setiap sudutnya. Haduuh ketahuan deh aku ini angkatan 40an. Di detik-detik pendaftaran itu di tutup Allah masih memudahkan langkahku untuk menujumu wahai rizqiku, Alhamdulilah, jadi tiket kereta bisa di refund untuk tambah-tambah modal jualan. Fabiayyi alaairabbikumaa tukadzibaan ^^.

#JourneyInvestment -Story from Bromo

 

I don’t have any special talents, I do passionately currious – Albert Einstein-

Alhamdulillahirabbil alaamin, ditengah banyak tekananuntuk penyelesaian tesis, finally Allah izinkan diri ini untuk menapaki banyak kesempatan berlibur, bertafakur Alam. Yaitu ke Taman Bunga Nasional (TBN) di Cianjur, Leuwi hejo di Sentul Bogor, and the last but not the least yaitu ke Bromo.

Well semenjak punya Instagram, sejatinya saya lebih excited nongkrongin IG daripada di FB, karena entah mengapa banyak sekali penawaran menarik yang diberikan IG yang tidak saya temui di FB, kendati FB tentu saja terus berinovasi. IG punya magnet tersendiri bagi saya, dan jika kita perhatikan, bahkan artis-artis pun menjadikan IG sebagai socmed wajib dan untuk meningkatkan popularitasnya sembari menambah penghasilan sampingan seperti endorse barang maupun membesarkan bisnis mereka sendiri. yup adanya IG juga menyadarkan saya akan pentingnya fotografi. Semakin bagus kualitas postingan kita maka semakin baik pula feedback yang diberikan publik pada kita. Oiya, postingan disini maksudnya kualitas poto beserta captionya ya. maka sangat wajar bila jenis socmed satu ini menjadi ajang unjuk skill photography dan literasi. Banyak orang biasa menjadi selebgram karena ia rajin memposting karya buatanya di Ig, baik berupa photo, video editan, video rekaman, video suara, video lawakan bahkan sekedar meme-meme gak penting pun bila kita istiqamah mempostingnya maka tinggal menunggu waktu saja follower kita akan semakin bertambah gak karuan. Yup semua itu ada ilmunya, tapi pelengkap segala ilmu adalah ISTIQAMAH.

Okey tentu saja kita tidak akan berlama-lama membahas instagram beserta optimasinya. Kuy lah langsung saja back to story about #JouneyInvestment story from Bromo mount ya, guys.

Jadi awal mula perjalanan ini niat utamanya adalah kondangan ke Probolinggo. Kemana lagi kalo bukan ke walimahan ursy Ana-Dimas (29 April 2017). Rombongan kami awalanya hanya ada anggota Tsabat Arsy tapi ketambahan 3 orang,  jadi total ada 8 orang; saya (Kysky), Nopisky, Dian, Novi, Agysky, Agitsky, Bansky dan Adamceu. Yuhuu,  mumpung long weekend dan udah lama juga gak ngetrip bareng (terakhir ke rumah Ika di Cilacap)

-Day-1

Kami berangkat dari stasiun Pasar Senen menuju  stasiun Gubeng-Surabaya. Kereta kami melaju dari pukul 10.15 am dan tiba pukul 01.30 am. Total-total sekitar 18 jam di kereta, benar-benar perjalanan yang melelahkan. Untuk mengantisipasinya, saya sudah menyusun banyak rencana demi pembunuhan waktu yang lebih bermanfaat. Diantaranya adalah promosi barang dagangan, baca-baca status mastah bisnis biar gak ketinggalan info,  baca  bukunya kang Rendy Saputra “Understanding Bussiness” dan ya, sedikit banyak ngobrol santai dengan teman-teman, maklum lama udah gak pernah kumpul, jadi sekalinya kumpul bareng sambil ngetrip jadi seruu banget, apa aja bisa jadi diskusi menarik. Sampai akhirnya masing-masing udah capek dan sibuk sendiri, ada yang nonton, baca buku, dengerin musik , explore tools photography ala smartphone rasa DSLR terbaru, dan ada juga yang tidur lelap terbawa mimpi indah.  Satu hal yang membuat saya sedikit heran, kenapa yang hamil 1 orang (Novi), tapi yang perutmya buncit banyak banget?? Especially Bansky dan Adamceu, pakmil sejati. Kayaknya butuh bawa bidan pribadi nih selama perjalanan, haha.  Saya? Tentu saja baca buku yang saya ceritakan tadi, sambil ngemil maicih kw dari adah saya manggut-manggut, ooh ternyata bisnis itu sekomplek perumahan ya, lebih kompleks malah haha.

Day-2

Kami sudah sampai di stasun Gubeng –Surabaya, lalu segera caw naik grabcar menuju kediaman  Ika-Sony untuk silaturrahim dan sejenak melepas lelah. MashaAllah, senang sekali rasanya bisa bertemu lagi dengan seseorang yang memanggilku “adik” sampai detik ini. Ikaaaaaaa,,,long time no see, huhu alhamdulillah usia kehamilan Ika sudah mencapai 7 bulan, it means TA akan punya keponakan lagi unch..unch.

IMG-20170429-WA0006

  • foto ini aslinya berjarak ya, jadi jangan suudzan okey-

Setelah rebahan sebentar dan beres-beres akhirnya pukul 09.00 kami pamitan dengan tuan rumah untuk menuju lokasi utama dari sebab diagendakanya trip ini. Probolinggo, way of love Ana-Dimceu eaa. Kirain Cuma sekitar 2 jam, taunya 3-4 jam perjalanan ditambah dengan panasnya suhu kota, ya tentu saja dandanan Nopi meluntur ahaha, piis nop. Sesampainya disana, pangling banget saya dengan 2 orang di pelaminan ini. are you Ana whom I know ? soalnya kalo bisa dikuantitatifkan tingkat kecantikanya itu nambah 100% lho, tapi bukan karena make up ya. Sebaliknya Dimceu malah tumbuh ke samping, padahal kata iklan “tumbuh itu keatas”.  Anyway, Baarakallahulaka wabaaraka alaika wajamaa bainakuma fiy khairin. Semoga sakinah mawaddah warahmah, dan segera diberikan keturunan berupa cabe yang kuat di segala musim :D. Oiya guys, di acara ini Agitsky dan Adamceu ikut nyanyi, yah ternyata suara mereka bagus jugak.

IMG-20170429-WA0035

Perjalanan selanjutnya adalah yang paling di tunggu-tunggu, sesuai judul yaitu,,,#JourneyInvestment The Way to Bromo.

Alhamdulillah Allah berikan saya teman-teman yang hobi jalan-jalan, mulai dari jalan buat kondangan, jalan buat makan, sampai jalan yang beneran jalan-jalan (hha mulai aneh). Bagi kami, tidak ada hal rugi untuk sebuah perjalanan, karena insvestasi berupa pengalaman yang diberikan jauh lebih precious dampaknya untuk masa depan dibandingkan dengan hanya investasi harta seperti emas, property ataupun hewan peliharaan yang hanya disimpan, dipelihara lalu dijual. Sebelum lanjut ke Bromo, kami mengunjungi rumah Rifqi dan keluarganya, ini diluar rundown, tapi seneng banget jadi nambah wawasan baru di dunia kebidanan, ini karena istri Rifqi seorang bidan, mba Vivi. Well, ini ilmu baru yang semestinya saya dan semua wanita harus tahu sejak dini, jauh sebelum menikah. Gentle birth . Agar persalinan berjalan normal dan menyenangkan. (jangan pernah kepikiran untuk tanya “terus kamu kapan Kiy?”, nunggu yang di Lauhul Mahfudz turun aja, haha).

Udah ah, lanjut cerita ke Bromo ya.

Jadi kami sampai di Homestay sekitar pukul 18.30. and you know what. Sepanjang perjalanan disana berasa gelappp bangett, kayak jam 22.00, dingin banget lagi.brrrrr. segera mandi dan bersih-bersih. FYI kami sengaja mencari penginapan yang dekat dengan Bromo, kalian bisa pesan di pegipegi.com, lumayanlah, 140.000 per kamar, 1 kamar muat 2 orang, ada wifi dan air hangat. Karena saking dinginnya, saya beli juga itu syal dan kupluk yang dijual babang-babang di pelataran homestay. Oiya, ada hal traumatic disana,,jadi saat perut kami keroncongan otomatis akal sehat kurang berfungsi donk, apalagi ditambah dingin, hm.. pas banget momentnya ada abang tukang bakso yang menjajakan baksonya, tanpa pikir panjang segera kami sikat bakso tadi untuk menghangatkan badan dan menghangatkan perut tentunya haha. Di pertengahan makan, Dian nyeletuk, kurang lebih redaksinya gini “eh inget gak yang diwanti-wanti Rifqi tadi?”

Deg,,

Seketika itu saya merasa kenyang sekaligus pngen muntah. Hm,, iya juga sih, disini kan banyak orang hindu, terus biasanya jajanan yang dijajakan dekat tempat wisata itu harganya mahal, kalau bakso yang di sekitar Dramaga aja harganya bisa mencapai 15.000, dengan pentol bakso yang sedikit, lha ini Cuma 10.000 perak, pentol baksonya banyak dan kenyal lagi,,duuh gustii, nu agung, nyuwun pangapuranya nyak. -,-“.

Kami sengaja berpura-pura lama di homestay sebelum mangkok bakso kami kembalikan kepada penjual. Kami tak menuduh bakso itu memakai daging babi, tapi berdasarkan banyak hipotesis, wajar lah kami se curiga itu. semoga gak nyampai jadi daging yak.

Day-3

Saya masih mimpi indah tuh dengan badan yang pegel-pegel akibat perjalanan lama di mobil. Sayup-sayup terdengar suara Agitsky teriak dari luar

“mba Kiya, mba Dian, udah siap?”

Eh ternyata udah jam 02.30, mashaAllah dingin bangett pengen ngringkel lagi rasanya. Tapi tidak, kami tidak boleh kehilangan moment waiting for sunrise yang bakal syahdu syangatt. Yeeii sebentar lagi perjalanan kami dimulai

Place 1 –> Bromo Spot Catching up for Sunrise

IMG-20170430-WA0105

— bawa jaket IPN biar cepet lulus 😀

IMG-20170430-WA0085

— woy,,wajahnya biasa aja kali

Kami melihat sunrise di penanjakan 2, karena penanjakan 1 sudah penuh. Tak mengapa, disini juga sunrise terlihat cantik kok. Saya lupa tepatnya jam berapa sunrise benar-benar muncul, saking excitednya jadi gak lihat jam..huuh.

Ada kejadian lucu sekaligus ngeselin disini. Jadi gini, kan sekitar jam 03.30 alarm Nopi bunyi, terus orang-orang pada nyaut..”sahur,,sahur” haha. Lalu sekitar jam 04.15 alarm kembali bunyi, tapi bedanya ini alarm adzan subuh. Sontak saya bilang “Nop, kerasin aja nop, biar orang-orang nyadar’’ pikir saya. Otomatis kan kami siap-siap untuk shalat subuh gimana pun caranya,ditengah-tengah keriwehan menyiapkan tempat u/ shalat (maklum dilokasi gak ada mushalla adanya tanah aja, kecuali di penanjakan 2, sayangnya gak ke poto, karena masih gelaapp gulita), naah tak sengaja telingaku mendengar celetuk mba-mba bilang gini “Maksain banget sih, shalat di tanah”

Deg,,

“Emang situ terbuat dari apa kalo gak bukan tanah? Bukanya niatan kita kesini buat tafakur alam ya? terus kalau gak sholat itu apa namanya donk? Non sense lah” jawab saya dalam hati.

Huh,, yang penting kita udah action mengingatkan mulai dari adzan sampai shalat berjamaah. Selepas subuh jadi semakin tenang menyaksikan sunrise yang anggun nan elegan itu.

Place 2 –>Bukit Teletubbies

Awalnya bingung, kenapa bukit ini disebut bukit teletabis, udah kebayang aja mau gaya kayak Laa Laa, karena saya dulu paling suka Laa Laa dibanding dengan yang lain hehe. Ternyata bukan gak seperti yang saya bayangkan, tapi mirip lah ya, sama-sama cantik bukitnya. Bedanya disini padang savana dan rumputnya asli, kalo yang di teletabis Cuma ilusi. Well pengen banget ke savana yang ada di lokasi film Bajrangi Bhaijan suatu saat aamin, sementara kesini dulu.

IMG_20170430_075931.jpg

— finally I catch you, directly through my lens ^^

IMG-20170430-WA0011

waah ternyata ada yang lagi pasca wedding eaa 😀

Place 3 –> Pasir Berbisik

Yup, pasir berbisik dalam bayangan saya udah kayak padang pasir di middle east yang warnanya coklat muda terang gitu. Eeh taunya pasir item aja, katanya sih dari letusan vulkanik gunung Bromonya, tapi cukup menarik sih karena kesan di poto itu kami kayak anak ilang sendirian tersesat di padang pasir haha

IMG-20170430-WA0030

–formasi lengkap

IMG-20170430-WA0032

–Foto ala-ala DOTS, tapi apa daya, Nopi kurang gaul dan Agit kurang paham ya syudah seadanya aja haha

Place 4 –> Kawah Bromo (Puncak)

Naah ini dia nih puncak Bromo yang dinanti-nanti. Sayangnya waktu kami hampir habis, karena kesepakatanya Cuma sampai jam 10.00, sedangkan waktu menunjukkan pukul 09.00 kami baru mau nanjak. Tapi ya udah daripada nyesel dikemudian hari, nambah 100rb dibagi 8 kan masih ringan lah,, soo tancap teruus guys. Di spot ini lah saya kagum dengan bumil 1 ini, Novi, bisa lho naik sampai ke atas, turunya juga masih kuat, gak pake kuda kayak orang-orang. Haha jadi malu saya yang pengen naik kuda padahal masih kuat .

IMG-20170430-WA0013

— pemandangannya kayak di great wall RRC yah hihi

Yup, itulah serangkaian perjalanan trip kami ke Bromo. Tujuan sampingan yang menurut saya jauh lebih penting dari tujuan utama, karena kondangan mah udah sering lah ya, nah #InvestmentJorney nya ini yang precious. hehe

Sebagai tambahan, berikut saya berikan sedikit tips berwisata ke Bromo dibawah ini,

Tips-tips berwisata ke Bromo

  1. Pesan tiket perjalanan kereta ke Surabaya jauh-jauh hari, untuk yang dari jabodetabek pilih yang lewat jalur utara dan malam . Ini lumayan menyingkat waktu banget. Kemaren saya lewat selatan, pagi lagi jadi berasa lamaa banget gak nyampe-nyampe.
  2. Pilih homestay yang dekat Bromo, jadi paginya bisa berangkat jam 3.00 gak perlu lebih malem berangkatnya.
  3. Bawa perlengkapan lengkap seperti syal, sepatu kets, kupluk, jaket tebal, rok celana buat yang akhwat, intinya ootd yang nyaman deh, kayak saya dan Nopi, kami pake daily khimar #zawaya, bahanya lembut, menyerap keringat, motif dan warnanya banyak lagi,,oiya jangan sampai lupa bawa #TERMOSKARAKTER, kayak yang saya bawa ini. panasnya awett banget lho nyampe 12 jam lebih, kalian bisa bawa teh, kopi atau sekedar air putih hangat untuk menjaga badan tetap fit melawan hawa dingin. Bisa pesan ke saya ya (085842118437 atau follow @hijrina.id), tersedia 5 warna dan karakter yang lucu-lucu banget.IMG_20170430_053100

— tetep promosi di segala kondisi

4. Jangan terlalu lama berhenti disatu spot, karena kita berkejaran dengan waktu. Kalo sampai nambah waktu diluar kesepakatan maka siap-siap bayar denda kayak kami. Lumayan kan bisa buat beli oleh-oleh.

5. Bawa makanan sendiri, misal popmie tinggal nyeduh sendiri pake air panas dari #TERMOSKARAKTER, kan disana mahal-mahal kecuali yang saya ceritain diatas hehe.

6. Bawa uang CASH secukupnya. Jangan kurang jangan lebih, kalau kurang Disana gak ada ATM, apalagi gesekan kartu kredit,,misal nih kalian capek jalan ke kawah Bromo, terus pengenn naik kuda, tapi uang kalian kurang, jangan harap bisa ngegesek kartu kredit di pantat kuda ya, hahah yang ada kalian gak jadi naik kuda tapi malah dimarahin kudanya haha.

7. Cas baterai kamera dan HP sampai full, bawa powerbank juga agar disana gak ada tempat ngecas gratis kayak di stasiun Tanah Abang.

8. Kosongin memory HP dan kamera biar bisa nampung banyak poto-poto cantik.

9. Searching style photo yang unik dan menarik, jangan gitu-gitu aja gayanya. Sayang lho kalian udah jauh-jauh ke Bromo tapi potonya krik-krik.

10. Cetak poto2 kalian dan simpan di album. bikin portofoliomu bertambah untuk setiap perjalanan yang kalian lakukan.

11. Selalu dzkir kepada Allah di segala kondisi, jangan berbuat maksiat, agar perjalananmu tercatat pahala.

 

Naah itu dia, tips, tips nya. sampai bertemu lagi di trip-trip selanjutnya  happy#InvesmentJourney yak, 🙂

 

 

 

A Quarter Life Crisis

“Duuh,, umurku udah 24 tahun, dan aku merasa aku belum melakukan apa-apa hiks, hidupku berasa gak working banget”.

Pernah ngerasa gitu gak dears?

Itu saya banget waktu umur saya 24 tahun, emang sekarang usia udah berapa? ‘hehe masih 24 tahun juga” iya artinya keadaan krisis ini masih sangat berjalan dalam diri saya. Tepat 21 Januari yang lalu, saya memutuskan untuk menghapus info birthday saya di Fb, padahal besoknya milad, bukan apa-apa pengen menghindari ucapan orang-orang aja, eh tapi alhamdulillahnya masih ada orang-orang yang ngucapin sih hehe, jadi terharu.. unch,,unch. Milad tahun ini entah kenapa yang saya rasakan bukanya senang, bahagia  atau sumringah seperti beberapa tahun sebelumnya, tahun ini saya justru merasa sebaliknya, gundah gulana, resah, sedih khawatir dan takut. Bukan urusan menghindari pertanyaan menakutkan “kapan?” tapi entahlah, saya seperti belum melakukan apa-apa atas apa yang saya cita-citakan. Terlalu banyak target hidup yang ingin diraih sebelum menginjak usia 25 tahun, dan sekarang saya sudah di angka 24..ottokee,, #nutupmuka

Kalau beberapa tahun lalu, saat milad adalah saat yang ditunggu waktu itu. saya melakukan hal konyol, rela begadang sampai jam 24.00 hanya untuk memastikan siapa orang pertama yang yang mengucapkan milad ke saya, baik itu di FB atau SMS, iya jaman itu masih pakai sms dan belum ada aplikasi FB yang real time gitu, harus buka laptop dulu dll, ribet. Tapi entah kenapa rasanya sangat membahagiakan, padahal hanya sekedar ucapan, apalagi besoknya siap-siap dapet kejutan kado dari temen se geng, sahabat, dan seseorang yang semi spesial kala itu.

a time goes by..teknologi juga berkembang pesat, kita bisa dengan mudah mengakses berita-berita terkini ataupun kabar berita teman-teman lama kita yang sudah entah berapa lama tidak ketemu. Tidak mesti dari FB, sekarang ada instagram, dan itu lebih working dan efisien untuk mengetahui kabar seseorang hanya dengan melihat history feed nya. eaalah,,ternyata teman-teman saya banyak yang sudah menikah, ada yang sudah punya anak 1-2, ada yang study di LN, buka usaha ini itu, serta lebih alhamdulillah banyak yang dapet hidayah (berpenampilan lebih syari dan tidak pacaran lagi), dan masih banyak lagi. Saya takjub, terharu sekaligus excited. Berhubung saya 6 tahun di Solo, jadi wajar kalau teman-teman saya banyak tersebarnya di area jawa tengah dan jawa timur. Selepas SMA, kami hampir tidak pernah bertemu lagi selama 6 tahun saya di Bogor. Untuk beberapa waktu saya mencoba menjalin komunikasi lagi dengan mereka,.it’s amazing rasanya, yang dulu pas di sekolah gak deket jadi deket, yang dulu tukang ngebully saya, sekarang jadi kayak yang merasa bersalah gitu haha. It means mereka bertambah dewasa dan lebih baik. Alhamdulillah,.

Okay, itu adalah bagian yang menyenangkan. Sedang bagian menyedihkanya sudah pasti ada. celakanya, tanpa sadar saya perlahan-lahan membanding-bandingkan diri saya dengan tema-teman saya.  Mulai dari pernyataan dan pertanyaan sepele “waah cantik banget dedeknya, aku kapan ya? nikah aja belum”, “gila, keren banget kamu Kiki, udah ke keliling dunia, dapet pasangan bule lagi (yang ini sih sedkit basa-basi haha I’m Indonesian Lover lah pokoknya), aku kapan ya? mulai lagi” atau gini “mashaAllah jago banget kamu renangnya, kapan ya aku bisa kayak gitu, kerjaannya semedi di bawah kolam muluk (tenggelam)” huwaaa. Yah seperti itu lah, sesuatu yang kecil teramat sepele tapi ngefeknya beuh, bikin sagala-gala jadi kurang mood ceunah. Tapi beruntungnya saya masih punya lingkungan yang cukup kondusif. Teman-teman di circle saya juga gak kalah hebat ko, bedanya mereka gak begitu show up, mereka itu rich experiences to tell but less stuff to show. Eh bukan berarti yang show up itu salah ya, selama niatnya baik misal untuk memotivasi yang lain agar lebih produktif hidupnya, it’s okay. Tapi untuk lebih menjaga perasaan orang lain mending ya posting yang sekedarnya dan tinggal urusan yang lihatnya aja yang harus tetap jaga hati dari dengki dan tetap berbesar hati. Dan satu hal yang paling membuat saya  segera tersadar adalah dengan “Bersyukur”.  Disclaimer, saya bukan orang yang paling bisa bersyukur atas setiap keadaan, tapi saya akan terus belajar untuk menjadi orang yang bisa bersabar dan bersyukur atas apapun ketetapan Allah kepada saya. Karena itu bagian dari pembelajaran  manajemen emosi agar seseorang menjadi lebih wise menuju ummat terbaik seperti  yang di katakan dalam alquran.

Yuuk aah semangatt lagi..Hwaitinggg!!!

Cuap-Cuap Naina

Ini tadinya mau pake judul “LDR” berhubung akhir-akhir ini banyak banget menemui Relationship Disorder Syndrome (RDS) akibat LDR gitu di sosmed. Yah kalian pasti lebih gahool lah kalo disebutin satu-satu beritanya haha, penulis mah apa atuh, Cuma remah-remah mikrokapsul minyak ikan patin doang haha. Btw silakan simpulkan sendiiri karena ini hanya cuap-cuap.

***

“Kita hanya hidup beberapa dekade saja, jadi mengapa kita harus terpisah? “ dr. Kang Dong Joo

Aku tidak bisa menggambarkan detil perasaan ini. tapi sejujurnya ini pilihan yang sama sekali tidak pernah terlintas dalam daftar pilihan hidupku.

Faktanya banyak pasangan yang sudah membangun istana cintanya bertahun-tahun, kokoh tak tertandingi, ekstremnya tangga cinta mereka udah mau nyampe surga. tetapi ada saja yang tidak memilih bertahan, melepaskan satu sama lain, padahal secara usia mereka sudah di penghujung senja. Menurut kamu istana cinta mereka kokoh engga? Secara fisik pasti kokoh donk.  Gimana enggak, yang jadi basicnya aqidah, tiangnya kepercayaan, atapnya kesetiaan, sedangkan yang semen, batu-bata dll nya adalah perjalanan yang melahirkan pengalaman. Lalu mengapa salah satu dari mereka  memutuskan untuk “udahan yah, aku capek”. Kalo aku digituin niscaya aku akan bilang “eeeh,,mau kemana kamu? Tinggal 1 anak tangga lagi nih kita bakal sampai Jannah #sambil mata terharu”

Misal jawabanya nyeleneh gini

“enggak ah, aku capek, bangun 1 anak tangga sama kamuu kelamaan, aku mau cari tangga yang lain” #jlebb, lalu kamu akan jawab apa lagi dears?

Kalau aku bakal ngjawen kyak gini

Hidupku dikelilingi dengan banyak kegagalan rumah tangga orang,, sedikit banyak dialami oleh kerabat dan teman dekatku sendiri jadi walaupun aku tidak mengalaminya langsung, tapi aku kamu sungguh bisa merasakannya. Gimana rasanya ceu? Ya gitu deh,, sakiit

Kamu tahu bedanya orang-orang yang termotivasi karena film dan pengalaman? Kita sering lihat kan banyak orang yang secara tulisan kayaknya bijaksana-bijaksini sekali, tapi saat bertemu langsung?? what the hell?? Cendrung berkebalikan dengan apa yang ia tuliskan,,setelah diamati ternyata si mba itu motivated by film jadi ya seharian nonton film, banyak hikmah yang didapatkan secara akal, but less action ya sama aja.  Tapi pas kalo lihat mahasiswa turun langsung ke jalan, rajin berorganisasi, bersosialisasi, mau berempong-rempong ngurusin masalah orang banyak,,naah ini baru konkrit. Trusted  student lah pokoknya haha.

Ya Allah, matangkanlah kami dalam pemikiran,mahirkanlah kami dalam tindakan, dan fasihkanlah kami dalam ucapan

Kalau sepasang manusia bisa sampai menikah karena cinta, lalu mengapa cinta tidak bisa membuat mereka bertahan dalam pernikahan, dan bilang “aku sudah tidak cinta lagi”

#konyol

Kalau keinginanmu belum tercapai maka setidaknya kamu bisa menciptakan kondisi itu di dunia yang lain, dunia paralel. Kamu bisa menjadi apa yang kamu inginkan bukan untuk mengelabuhi atau menipu orang tapi untuk kepuasanmu sendiri

karena hidup ini terlalu banyak hal2 kecil yang sayang u/ di sia2kan oleh hal-hal besar yang membawa kepuasan namun tidak membahagiakan.

 

SUUDZAN

Tidak semua niat baik dapat diterima dan diRESPON dengan baik pula.

jadi sebenarnya gak perlu capek-capek mengenalkan diri kita, berkoar-koar sana-sini, tapi dalam peronline-an,, branding menjadi hal yang tidak bisa ditinggalkan. Jangan berharap ada closing kalau timeline FB Cuma jadi sarang laba-laba (kecuali kamu jualany d marketplace dan sudah eksis disana), begitu juga sosmed lainnya.

Akhirnya kebuncahan perasaan saya tumpah juga disini,, gak kuatt genks. awalnya sedih pake banget sih, gimana enggak. Kita udah capek-capek nyari 1 produk yang diminta konsumen. Berhubung di suplier saya gak ada stoknya, ya sudah saya coba usahakan cari di tempat lain. Udah 2 toko  berturut-turut bilang ada, tau nya pas uang dikirim baru konfirmasi kalau barang habis. Lalu, segera saya bilang ke konsumen kalau barangnya habis. And you know what? Dia bilang mba gak jadi, kalau jualan jangan gitu mba”

deg

istighfar..

ya Allah ampuni hambamu ini kalau salah2 dalam bermuamalah, saya hanya berusaha ingin memberikan barang yang terbaik, yang memang dipesan konsumen saya, even mungkin itu terlalu lama buat dia, tapi saya menyadari  kalau saya juga pernah dan sering jadi konsumen sebelum jadi seller tentunya, saya akan Kesel banget kalau nunggu barang lama banget adanya, tapi itu masih mending dibandingkan harus beli barang yang sama sekali gak diinginkan.

Saya baca messege itu lamat-lamat, posisi baru bangun tidur karna semalem begadang memastikan status orderan dia. Sontak saya teriak “haah??” dan roommate saya kaget. Padahal uang udah habis buat transfer, ditalangin dulu, belum biaya antar reknya berkali2, padahal paling klo closing juga hanya untung seberapa, tapi saya berusaha invest nama baik, karena itu jauh lebih important. Tapi untungnya setelah baca bukunya mba Muri “Emak-emak Jago jualan” mindset saya jadi berubah, awal-awal jualan dulu sekitar 1 tahun lalu masih profit oriented banget, makin kesini makin belajar lebih bijak lagi untuk kemudian perlahan-lahan jadi “Customer oriented” yang fokusnya lebih ke menjaga nama baik. Oke, saya belum mau menanggapi customer rese yang pagi-pagi udah bikin mood jelek, tapi saya sudah memutuskan untuk meminta maaf kepadanya dan ingin tetap menjaga silaturrahmi. It works, pemirsah, segala kebaikan memang datangnya dari niat baik, mungkin orderan yang itu bukan rejeki saya, lalu selang beberapa jam kemudian Allah gantikan dengan sejumlah orderan lain (3 pcs Termos animal & 1 pcs hijab zawaya-Sarah style) dan ada yang transfer u/ orderan 2 termos sebelumnya. Alhamdulillah, rizki memang gak kemana. Kalau kata Kim Sa bu (master Kim) saat dia di skors gak boleh praktek operasi oleh lawyer, padahal kalau si pasien terlambat operasi akan jadi kematian, yang bikin heran adalah pasien itu anaknya lawyer, dan dia kekeuh tetap gak ngebolehin master Kim u/ operasi, atas dasar menjalankan hukum dan bilang kalau master Kim selalu membuat pasien jadi alat pembenaran u/ dia bisa operasi..huuh. kok tega amat yah.

Kok jadi kemana-mana sih, intinya master Kim bilang kurang lebih gini redaksinya “begini saja, kamu lakukan pekerjaanmu, aku lakukan pekerjaanku” then aku harus menambahi kalimat bijaknya “lalu biarkan Allah swt yang menentukan takdir selanjutnya” . saya percaya setiap kejadian selalu ada hikmah yang menyertainya. Anggap saja ini ritual untuk naik kelas, karena ujian itu bertahap kadarnya. Kalau yang ecek-ecek udah kita lewatin, bersiaplah dengan hal yang lebih menantang lagi.

ya Allah aku berlindung dari sikap suudzan kepada sesama manusia, kepada sesama makhlukMU, juga terutama kepada Mu.karena suudzan adalah mendzalimi seseorang bahkan sejak dalam pikiran.

Like and follow @hijrina.id yah teman-teman

Ada muslim outfits, termos unyu dan mermaid blanket dengan harga bersaing tentunya ^^